Selasa, 06 Juli 2010

Bapak kemana saja...???

Sebuah pernyataan sekaligus pertanyaan yang "menyentil" kuping saya ketika pertama kali bertemu dengan konsultan ini.
Setelah janji temu, saya dan istri meluncur ke Cikarang-Bekasi, tidak lupa kita bawa anak-anak. Bu Zahra, saya biasa sebut, langsung bisa menebak kalo anak saya mengalami 'gangguan' setelah sama-sama kita discuss masalah kami. Komentar itulah yang membuat saya kaget, tersentak...!
Rupanya dengan umur Fadli yang sudah memasuki tahun ke-5 dianggap agak telat untuk ditangani, semestinya sejak umur >3 tahun sudah harus mulai ditangani, makanya bu Zahra melontarkan pertanyaan ini. Padahal seperti yang sudah saya tulis, kami tidak diam untuk menangani kondisi Fadli dengan terapi pijat dsb. Beliau tidak menyalahkan kami dengan kondisi terapi yang sudah dijalani, tapi semata-mata "kurang tepat". Fadli harus belajar, harus 'Learning', dan dipaksa mengerti tentang perilaku, untuk membawa keluar dari ke-sendirian-/auto dia. Bahwa dunia ini tidak sendiri, ada orang lain di sekitar dia, ada keluarga, teman, guru, dsb. Sehingga atensi dia terhadap lingkungan bisa di respon dengan komunikasi yang baik.
Dengan serta membawa Fachri adiknya, yang juga didiagnosa sama, konsultasi ini juga memaksa saya untuk ikut serta membawa program terapi untuk anak saya yang kedua. Kondisi Fachri yang tidak jauh berbeda dengan kakaknya menuntut untuk segera ditangani.
jadilah anak-anak kami untuk pertama kalinya diterapi dengan metode yang berbeda dan saya pikir jauh lebih logis dibandingkan dengan terapi tradisonal sebelumnya.
Di sebuah lembaga pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, di Cikarang-Bekasi inilah sebetulnya awal dari sebuah perjalanan panjang kami selanjutnya. Seperti sebuah perputaran waktu, kami mengalami dari nol lagi, that's the starting point..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar